Siasat Perusahaan Ganja Terhadap Marlboro
Numanza.Inc - Altria, sebuah perusahaan ganja yang merupakan pembuat rokok Marlboro sedang dalam pembicaraan dengan produsen ganja asal Kanada atas investasi yang sangat potensial di perusahaan tersebut.
Basis Perusahaan Ganja di Toronto
Cronos Group, perusahaan ganja yang berbasis di Toronto - Kanada ini pun menegaskan diskusi investasi tersebut, namun hingga saat ini belum ada pencapaian kesepakatan. Hal ini mengikuti laporan bahwa Altria sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Cronos Group dikarenakan ada pergerakan diversifikasi dari perokok tradisional.
Cronos menegaskan dalam pernyataannya, keterlibatan dalam diskusi mengenai investasi yang potensial oleh Altria Group Inc. di Cronos Group.
Baca Juga: Tempat Wisata Cantik Paling Populer Di Korea Yang Patut Dikunjungi
"Belum ada kesepakatan yang dicapai sehubungan dengan transaksi semacam itu dan tidak ada jaminan bahwa diskusi tersebut akan mengarah pada investasi atau transaksi lain yang melibatkan perusahaan."
Beberapa perusahaan lain di seluruh dunia dikabarkan juga mendorong sektor ganja. Owner dari bir ternama Corona Constellation Brand mengatakan akan menuangkan uang sekitar $4 milyar ke produsen ganja top Kanada, Canopy Growth Corporation, dalam sebuah kesepakatan yang menandai investasi terbesar di industri canabis hingga sekarang.
Laporan Media Baru-baru Ini
Kemudian perusahaan tembakau Imperial Brand juga berinvestasi di perusahaan bioteknologi Inggris Oxford Cannabinoid Technologies, sementara laporan media baru-baru ini mengatakan Coca-cola juga sedang dalam pembicaraan dengan produsen Kanada Aurora Canabis tentang mengembangkan minuman yang mengandung marijuana.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeu berkampanye untuk melegalkan ganja, dengan alasan bahwa undang-undang yang mengkriminalisasi penggunaannya tidak efektif karena warga Kanada termasuk diantara pengguna terberat di dunia.
Kepemilikan ganja menjadi kejahatan pertama di Kanada pada tahun 1923 namun penggunaanya telah dilegalkan dalam dunia medis sejak 2001.
Source: BBC World dan Fortune