10 Tanda dan Gejala Awal Serangan Jantung yang Tidak Boleh Diabaikan
By Numanza Inc.

Serangan Jantung: Menyelediki Tanda Bahaya

Serangan jantung, penyakit kardiovaskular atau Cardiovascular Disiase (CVD) dinyatakan oleh WHO (World Health Organization) sebagai penyebab kematian terbesar di seluruh dunia, baik di negara industri maupun masyarakat di negara berkembang. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup, faktor ekonomi dan budaya masyarakat pada negara-negara yang mengalaminya (Amani & Sharifii, 2012.)

Di singapura, data yang ditemukan oleh Quah dan rekan-rekan (Quah et al., 2014) memberikan wawasan penting mengenai gejala serangan jantung, salah satu penyakit kardiovaskular yang perlu kita pahami lebih dalam.

Gejala Awal Serangan Jantung yang Harus Dikenali

Serangan jantung dapat menunjukkan berbagai gejala dan tanda yang perlu diwaspadai. Beberapa diantaranya adalah infark miokard, yang merupakan kerusakan otot jantung karena pasokan darah yang terhenti, serta gejala seperti nyeri dada internal dan eksternal, serta angina. Pengenalan gejala-gejala ini sangat penting untuk mendeteksi serangan jantung secara dini.

Pentingnya Deteksi Dini

Mengetahui dan mengenali gejala serangan jantung merupakan langkah awal yang penting untuk mencegah dampak yang lebih serius. Dalam studi Amani & Sharifii (2012), faktor-faktor risiko seperti pola makan, gaya hidup, dan kondisi ekonomi budaya dapat berperan dalam meningkatkan risiko serangan jantung. Oleh karena itu, edukasi mengenai gejala serangan jantung dan pencegahan lebih awal sangatlah penting.

Berikut adalah 10 tanda dan gejala serangan jantung yang harus diwaspadai:

    1. Nyeri dada: nyeri atau tekanan di dada adalah gejala paling umum serangan jantung.

    2. Nyeri yang menjalar: nyeri yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung.

    3. Kesulitan bernafas: sesak nafas secara berkelanjutan.

    4. Keringat berlebih: Berkeringat berlebih tanpa aktivitas fisik yang berat atau keadaan panas merupakan tanda peringatan serangan jantung.

    5. Mual atau muntah: Beberapa orang merasa mual atau hendak muntah saat mengalami serangan jantung.

    6. Pusing: Pusing atau seperti merasa keliyengan seringkali menyertai serangan jantung.

    7. Kebingungan atau linglung: Perasaan tidak sadar dapat terjadi pada sebagian orang.

    8. Lemas: Badan terasa lemas dan lemah terutama di bagian lengan atau kaki bisa juga terjadi.

    9. Pingsang: Beberapa dapat pingsan atau kehilangan kesadaran ketika mengalami serangan jantung.

    10. Gangguan mental: Merasa bingung secara mental atau perasaan tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Langkah Preventif yang Harus Dilakukan

Pencegahan adalah kunci dalam mengatasi serangan jantung. Mengadopsi gaya hidup yang sehat, termasuk makanan bergizi dan aktivitas fisik teratur, tentu dapat membantu mengurangi risiko. Studi Amani & Sharifii (2012) juga mencatat bahwa memahami faktor risiko dapat membantu mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi, sehingga mereka bisa mendapatkan perawatan maupun penanganan khusus atau saran medis lebih awal.

Pemahaman Lebih Dalam Membantu Mengurangi Risiko

Pentingnya mengenali gejala awal serangan jantung tidak dapat diabaikan begitu saja. Dengan pengenalan gejala-gejala ini dan langkah-langkah preventif yang tepat, kita dapat mengurangi terjadinya risiko serangan jantung dan menjalani hidup yang lebih sehat. Studi dan data yang ada memberikan wawasan berharga dalam upaya ini, dan pemahaman lebih dalam akan membantu mengurangi beban serangan jantung di seluruh dunia.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin menjaga kesehatan jantung mereka dengan lebih baik.

Referensi: Amani, R., & Sharifii, N. (2012). Cardiovascular Disease Risk Factors. The Cardiovascular System – Physiology, Diagnostics and Clinical Implications, 279–310.

BACA JUGA: FAKTOR YANG MENINGKATKAN RISIKO VERTIGO

.