Metode Mengatasi GTM pada Anak Batita
By Numanza Inc.

Metode Ibu Cerdas,
Begini Mengatasi GTM
pada Anak Batita

Salah satu parameter yang menentukan status gizi anak adalah perilaku makan anak dan juga strategi orang tua saat pemberian makan kepada anak. Aturan pemberian makan memegang peranan penting terhadap kebiasaan makan, asupan nutrisi, dan status pertumbuhan anak.

Pemberian makan merupakan bagian terpenting pada kehidupan anak, karena sebagian besar interaksi orang tua dan anak terjadi pada saat proses pemberian makan berlangsung. Lantas bagaimana jika anak mulai melakukan penolakan saat diberikan makan? Penting untuk dibahas pada artikel ini agar bunda menguasai metode dalam mengatasi GTM pada anak batita yang sedang bunda hadapi.

Apa itu Gerakan Tutup Mulut (GTM)?

Gerakan Tutup Mulut (GTM) adalah kondisi umum di mana anak enggan makan atau menolak makanan. GTM sering terjadi pada batita dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari perubahan dalam tumbuh kembang, suasana hati, hingga masalah kesehatan.

GTM sering kali menjadi tantangan bagi orang tua dalam memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan anak. Fenomena ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti misalnya anak meresa bosan dengan makanan yang disajikan, atau mungkin karena masalah kesehatan sakit gigi atau infeksi mulut. Penting untuk memahami bahwa masa-masa GTM ini bisa berdampak siginifikan pada asupan nutrisi untuk perkembangan anak. Ketika anak menolak makan, ia berisiko kekurangan gizi yang esensial untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak.

Orang tua memiliki peran penting dalam mengatasi penolakan makan pada anak.

Kenali Penyebab GTM Secara Detail

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak melakukan GTM dapat muncul karena inappropriate feeding practice alias praktik pemberian makan yang tidak tepat. Hal ini biasanya terjadi karena kekeliuran orang tua mengenai pemilihan jenis makanan yang disukai anak, seberapa banyak porsi yang anak sanggup habiskan, dan kapan waktu yang tepat anak harus diberikan makan.

Berikut beberapa penyebab umum yang wajib bunda kenali pada diri anak:

    1. Tumbuh Gigi

    Ini merupakan salah satu alasan utama anak menolak makan. Pada proses tumbuh gigi, akan membuat gusi anak terasa sakit dan merasa tidak nyaman, sehingga mereka enggan menerima makanan.

    Langkah cerdas dalam mengatasi masalah ini perlu dilakukan, agar bunda tetap dapat memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan tanpa paksaan yang pada akhirnya menimbulkan stres.

    2. Tekstur Makanan

    Penting untuk menyesuaikan tekstur makanan dan perbandingan padat serta cair sesuai dengan usia dan kebutuhan anak. Ketidaksesuaian ini bisa menjadi dampak pada keengganan anak untuk makan, karena mungkin makanan yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengunyah atau mencerna.

    3. Sudah Merasa Kenyang

    Anak memiliki kemampuan yang baik dalam mengukur apa yang sedang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga pada umumnya, anak mengetahui kapan mereka merasa cukup atau masih kenyang. Bukan hanya dari makanan, anak juga bisa merasa kenyang setelah minum susu. Pada kondisi inilah anak akan menolak jika diberikan makan.

    Susu mengandung jumlah kalori yang sama banyaknya dengan makanan. Terlalu rutin menyusu membuat anak merasa kenyang dan enggan makan.

    4. Lebih Sering Ngemil

    Ketika anak terlalu sering makan snack, anak cenderung merasa kenyang sehingga nafsu makan untuk makanan utama jadi berkurang bahkan tidak sama sekali diinginkan lagi. Kebiasaan dalam pemberian camilan, dapat menimbulkan rasa ketergantungan yang menyebabkan penolakan terhadap makanan utama dengan gizi yang dibutuhkan.

    5. Bosan dengan Menu Makan yang Diberikan

    Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga dapat merasa bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja. Apabila anak mengkonsumsi makanan yang sama dengan tampilan yang sama dalam sehari secara terus menerus, sudah tentu anak akan mudah merasa bosan.

    6. Merasa Tidak Nyaman

    Ini merupakan sudut pandang yang juga harus diperhatikan oleh para orang tua. Dengan anak tidak merasa nyaman, seperti dipaksa, makan harus duduk di meja makan khusus, tidak boleh sambil bermain, tidak boleh mengalihkan fokus dengan menonton dan lain sebagainya, anak akan cenderung merasa kesal, terkekang dan enggan untuk makan. Anak batita sudah memiliki perasaan dan emosi yang dapat mereka ekspresikan seperti halnya orang dewasa yang butuh juga dimengerti.

Apa yang Bisa Bunda Lakukan?

Anak-anak sering menolak makanan karena mereka takut terhadap makanan berdasarkan sifat sensoriknya yang tidak dikenal atau tidak biasa, seperti penampilan, tekstur, atau aroma. Dengan memahami hal ini membantu bunda untuk dapat menyikapi penolakan makanan dari sudut pandang yang baru.

Untuk dapat mengatasi GTM pada anak batita, kesabaran ekstra adalah komitmen penting yang harus diutamakan. Karena penyebab GTM sangat beragam, sehingga perlu pendekatan yang berbeda pada setiap anak yang mengalami GTM.

Daripada menganggap anak sebagai "Picky Eater" mengertilah, mereka hanya mengekspresikan sifat bawaan yang dimiliki oleh kita semua sebagai manusia.

Pendekatan Cerdas Cara Mengatasi GTM Pada Anak Batita

Anak adalah anugerah yang harus dirawat, juga diperlakukan dengan semestinya menggunakan hati dan perasaan. Maka, komitmen kesabaran sangat penting untuk dapat menerapkan cara cerdas mengatasi GTM dengan baik dan hasil yang efektif pada pertumbuhan anak.

Berikut ini adalah metode yang dapat diterapkan sebagai langkah cerdas cara mengatasi GTM yang terjadi pada anak batita:

    1. Membuat Suasana Makan Menyenangkan

    Agar anak dapat mengasosiasikan kegiatan makan sebagai aktivitas yang positif, bunda perlu menyiapkan lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Bunda dapat membiasakan keluarga untuk makan bersama si kecil kapanpun ada waktu luang. Hal ini dapat menstimulasi otaknya untuk memahami suasana bahwa tidak hanya ia saja yang makan dalam kehidupannya.

    Mengikuti perkembangan anak dengan tidak melulu makan di meja makan. Apabila anak merasa nyaman membersamai kegiatan makan dengan kegiatan mainnya, beri ia dukungan bahwa hal itu bukanlah sebuah distraksi melainkan membersemai perkembangan imaginasi yang berkembang beriringan dengan proses ia mengenal aktivitas makan.

    2. Libatkan dalam Proses Menyiapkan Makanan

    Melibatkan anak dalam proses persiapan makanan dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan. Ajak anak untuk memilih bahan makanan atau membantu dalam kegiatan memasak menu yang sederhana. Hal ini akan membuat mereka jadi lebih bersemangat untuk mencoba makanan yang telah mereka bantu membuatnya dengan rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi.

    3. Kreasikan Makanan dalam Berbagai Bentuk

    Pikirkan tentang cara bunda menawarkan makanan. Menyiapkan makanan dapat disajikan dengan berbagai kreasi, dengan begitu anak memiliki keputusan untuk makanan seperti apa yang mereka sukai. Kreasikan makanan yang membuat si kecil penasaran untuk mencobanya, namun bunda harus tetap fokus pada takaran kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung tumbuh kembangnya.

    4. Berikan Makanan dalam Porsi Kecil

    Perlu diingat bahwa perut anak masih sangat kecil, sehingga kapasitas makanan yang diterima tidak sebanding ekspektasi orang dewasa. Jika bunda memberikan porsi makan yang terlalu besar, cenderung anak akan merasa takut dalam tahap mengenal makanan. Jangan paksakan anak untuk banyak makan sesuai yang kita inginkan, alih-alih mengejar berat badan yang belum tercapai, anak menjadi stres karena merasa dipaksa.

    Bunda tidak perlu merasa khawatir si kecil akan kelaparan bila anak hanya makan terlalu sedikit, sebab ia akan secara otomatis meminta makanan tambahan ketika rasa lapar muncul kembali.

    5. Tidak Memberikan Camilan Berlebihan

    Ibu dianjurkan memberikan camilan pada anak di sela waktu makan, namun pilihlah camilan yang kaya akan nutrisi dan berikan secukupnya saja seperti yogurt, buah, atau roti yang diperkaya zat besi. Sebab, memberikan camilan berlebihan akan membuat anak merasa masih kenyang saat waktu makan tiba. Hindari memberikan anak camilan yang mengandung gula terlalu tinggi, karena rasa manis yang berlebihan adalah penyebab anak enggan merasakan makanan utama selain rasa manis dan menjadi penyebab diabetes melitus tipe 1.

Hal yang Harus Dihindari Saat Anak GTM

Ada beberapa hal yang harus bunda hindari ketika menghadapi GTM pada anak untuk memastikan situasi tidak menjadi lebih buruk.

Memaksa dan Memberi Tekanan

Memaksakan anak untuk terus makan, padahal ia sudah merasa kenyang walaupun baru masuk 2-3 suap, akan menimbulkan penolakan dan membuat anak lebih enggan untuk makan. Tawarkan makan tanpa tekanan dan biarkan mereka mengontrol berapa banyak yang mereka makan.

Adanya Distraksi

Hindari penggunaan gadget atau menonton tv saat makan. Distraksi ini dapat mencegah si kecil memperhatikan rasa laparnya, dan mengurangi kualitas waktu makan bersama sebagai keluarga.

Makanan Sebagai Rewards

Menggunakan makanan sebagai penghargaan atau hukuman dapat menicptakan hubungan yang tidak sehat secara mental terhadap makanan. Hal ini akan mengajarkan anak bahwa makanan tertentu lebih "diinginkan" atau "spesial", hal ini akan membentuk pola pikir anak tentang kebiasaan makan yang tidak sehat di masa mendatang.

Dengan memahami dan menerapkan metode pendekatan ini, semoga bunda mampu membersamai tumbuh kembang di fase GTM pada anak yang sedang bunda lalui, sehingga bunda dapat memantau setiap proses perkembangan anak dengan lebih baik.

IDAI.2015."Gerakan Tutup Mulut pada Batita."

Verry Well Health.Updated on 2024."Why Your Children Won't Eat."

Child Feeding Guide.2017."Food Refusal."

Infant & Toodler Forum.2024."How to Manage Simple Faddy Eating in Toodlers."

.